27 Mei 2023
×
×
Today's Local
27 Mei 2023
Tutup x

Cikal Bakal 7 Abad Hari Jadi Batui

Hari jadi Batui ditandai dengan masuknya IslamĀ pada 1307. Namun, kepastian tahun tersebut masih simpang siur

Puncak perayaan hari jadi Batui rencananya akan digelar bersamaan dengan ritual Tumpe.

Membahas soal sejarah di bumi Babasal memang seolah tidak ada habisnya. Banyak kisah penuturan yang kemudian dijadikan bagian dari fakta sejarah.

Kisah yang paling tersohor adalah masuknya agama Islam di Batui semasa di kampung tua dulu.

Islam diyakini sudah dianut oleh penduduk setempat pada 1307 masehi.

Walau belum ada prasasti yang jelas menunjukan hal itu, namun dari hasil rapat adat (seba) 4 tahun silam telah menyepakatinya.

Selanjutnya 1307 inilah dijadikan pijakan untuk menetapkan usia atau hari jadi Batui. Dan tahun ini adalah Haul yang ke-714.

Banner informasi pelaksaan Fesrival Tumpe

Penetapan Hari Jadi

Hari jadi Batui sendiri ditetapkan bersandar pada awal tumbuhnya penganut Islam di Batui.

Mengenai ikhwal penetapan tahun 1307, hal ini telah disepakati mian Batui dengan tutur turun temurun. Yang mana dijelaskan masuknya Islam kala itu penduduk Batui masih bermukim di perkampungan tua yang berada di dataran Seseba.

Versi yang sama, penyebaran islam dikampung tua dibawa oleh Syeh Djabar yang datang dari Hadramaut, Timur Tengah.

Walau masih meraba-raba dan baru sebatas asumsi namun tahun tersebut telah melekat dalam khazanah budaya lokal.

Satu-satunya referensi yang sedikit memperkuat jika peradaban Islam telah ada sebelum 1500-an, baik di wilayah Peling dan sebagian timur Sulawesi dapat dilihat pada catatan Albert Kuryt (1931) dalam bukunya De Vorsten van Banggai (1931: 518,521).

Ia menyebut sebelum kedatangan Adi Cokro memasukan Islam dan memerintah sebagai raja, para raja-raja di Banggai laut maupun darat sudah beragama Islam.

Demikian pula penjelasan Dr. J.J. Dormier yang juga peneliti berkebangsaan Belanda menceritakan awal kedatangan Adi Cokro sekitar 1570 ke Kerajaan Matindok di Batui.

Tujuan kedatangan itu merupakan bagian dari penaklukan kerajaan-kerajaan di bagian Banggai darat.

Raja Matindok bernama Ali Asine saat kedatangan Adi Cokro langsung memilih takluk, ia juga mengizinkan anaknya bernama Nuru Safa untuk dipersunting Adi Cokro.

Dari penamaan itu cukup jelas jika Raja Matindok sekeluarga telah beragama Islam.

Namun, benarkah Islam masuk di BatuiĀ  sekitar 1307. Hal ini masih simpang siur, sebagian menyebut Islam di Batui baru ada sekitar 1400-an hampir bersamaan dengan penyebaran Islam Nusantara, sebaliknya juga ada yang beranggapan Islam telah ada di 7 perkampungan tua sejak 1200-an.