Tektonik dan Sejarah Tsunami di Banggai Kepulauan
Share This Article
Gempa tektonik yang diikuti tsunami setidaknya sudah tiga kali melanda Banggai Kepulauan dan sekitarnya (Banggai dan Banggai Laut).
Dari kilas balik, Kepulauan Banggai pernah dilanda tsunami pada 13 Desember 1858. Terjangan tsunami menyebabkan banyak desa-desa di pesisir pantai Kepulauan Banggai mengalami kerusakan yang parah.
Hanya selang setahun kemudian tsunami kambali terulang pada 29 Juli 1859. Kali kedua dampak kerusakan cukup tinggi seperti tsunami tahun sebelumnya.
Terakhir adalah tsunami akibat gempa dengan magnitudo 7,5 pada 4 Mei 2000. Gempa ini memicu tsunami yang kemudian melanda Luwuk, Banggai, dan Peleng.
Tsunami saat itu memiliki ketinggian mencapai 3 hingga 6 meter seperti yang terjadi di Kecamatan Totikum, Kayutanyo, dan Uwedikan dengan landaan tsunami sejauh 100 meter dari garis pantai. Di dermaga Totikum air surut kurang lebih 200 meter.
Mengutip Indonesia – Earthquake OCHA Situation Report No. 3, Pada peristiwa itu sedikitnya 54 orang tewas dan lebih dari 264 orang luka-luka. Sebanyak 19,378 rumah penduduk rusak, 580 bangunan pemerintahan dan fasilitas umum rusak belum termasuk 475 unit sekolah dan 349 bangunan sarana ibadah. Bahkan, jalan aspal sepanjang 200 meter menuju ke arah bandar udara Bubung retak selebar 30-45 sentimeter.
Menurut pakar secara tektonik gempa di wilayah ini terpicu dari beberapa sesar aktif, seperti Sesar Naik Batui, Sesar Balantak, Sesar Ambelang, dan Sesar Peleng.