No game, no snack, begitulah tepatnya. Zaman itu setiap bocah dituntut memiliki imajinasi untuk merancang mainan sendiri ataupun kreatif memilih cemilan.

Maklum,  jangankan pop ice, permen karet bulat masih termasuk barang langka. Di Batui, salah satu kecamatan tertua yang ada di Kabupaten Banggai sangat merasakan kondisi penuh kekurangan itu.

Hampir semua anak laki-laki disana penuh petualang, mulai mandi di sungai sampai merotan untuk membantu orang tua mereka. Soal mainan, yang paling disukai roda-roda bambu, dengan ban irisan sandal yang dibulatkan lengkap bambu “bulutui” yang berfungsi sebagai media pendorong yang diletakan di atas bahu.

Keren pula dijamannya ‘mainan bola bekas ‘ban motor’. Yang satu ini dijalankan dengan pengaya yang dibuat dari plastik bedak atau apa saja yang berbentuk separuh bulatan, half circle.

Semua dimainan dibuat dan dijalankan sesuai ketangkasan.

Kembali soal cemilan. Nah, ini yang paling seru. Menempati posisi teratas yakni kentos alias tombong kelapa. Ini seolah ice cream jaman now.

Memang sangat aneh bagi anak-anak gen-Z. Tapi kentos atau tombong tak kalah enak, jika ukurannya cukup kecil, maka kentos kelapa ini bisa memiliki rasa yang cukup manis.

Selain itu, cikal tunas kelapa ini mengandung cukup banyak nutrisi yang bisa membawa manfaat.

Dari beberapa refreensi situs kesehatan disebutkan, kandungan dalam kentos kelapa tersebut terdiri dari karbohidrat, serat, kalium mangan, kalsium, fosfor, dan magnesium.